Jambi - Ekspor udang ketak atau udang belalang dari Provinsi Jambi ke Tiongkok, China turun hingga 90 persen. Hal ini disebabkan, adanya imbas dari virus corona sehingga membuat pemerintah Indonesia mengurangi ekspor ataupun impor beberapa komoditi ke Tiongkok termasuk udang letak. 

Kasi pengawasan, Data dan Lalulintas Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Jambi, Paiman, mengatakan penurunan ekspor tersebut disebabkan penurunan permintaan dari China seiring adanya pembatasan penerbangan dari dan menuju China.

Selama ini, katanya China merupakan salah satu negara tujuan utama Udang ketak, dibandingkan negara lain seperti Singapura dan Hongkong. Selama ini pengiriman Udang Belalang dari Jambi dilakukan melalui Jakarta terlebih dahulu, baru dikirim ke China.  

Ia menjelaskan, penurunan permintaan udang ketak sudah terjadi pada akhir Januari 2020 lalu hingga saat ini. Jika pada hari biasa, dalam satu hari bisa dilakukan pengiriman antara 20 hingga 25 kali, namun akhir-akhir ini dalam satu hari hanya ada dua kali pengiriman.  

“Menurunnya pengiriman kalau tidak salah mulai 25 Januari. Semakin kesini penurunannya sangat signifikan. Biasanya dalam sehari pengiriman bisa 20 sampai 25 kali, sekarang hanya dua kali. Jauh sekali turunnya, “ujarnya, Selasa (11/2/2020).

Data BKIPM Jambi menunjukkan, pada bulan Desember 2019, terdapat pengiriman sebanyak 387 kali, dengan jumlah udang ketak sebanyak 330 ribu ekor, senilai Rp 23 miliar. Pada bulan Januari 2020, pengiriman turun menjadi 305 kali pengiriman, dengan jumlah udang sebanyak 258 ribu ekor, senilai Rp 18 miliar.

Sedangkan selama bulan Februari ini, baru ada 36 kali pengiriman, dengan jumlah udang sebanyak 12. 800 ekor senilai Rp 896 juta.

Menurut Paiman, penurunan pengiriman tersebut berdampak terhadap penurunan penghasilan para penampung Udang Getak di Kuala Tungkal.

"Kondisi ini diaperkirakan masih akan berlangsung hingga dua bulan kedepan,"tandasnya. (uya)