Jambi - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tetap berdaya tahan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan tahun 2019 cukup baik sebesar 4,40% (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,74% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi Bayu Martanto mengatakan pertumbuhan tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang meningkat, meskipun permintaan eksternal menurun.
"Secara keseluruhan pertumbuhan tahun 2019 tersebut dicapai setelah triwulan IV 2019 pertumbuhan ekonomi Jambi tercatat 3,59% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,52% (yoy)," ujarnya, Sabtu (14/3/2020).
Dijelaskan Bayu, Permintaan domestik tetap terjaga didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan stabilnya investasi. Sebaliknya, kinerja ekspor terpantau mengalami perlambatan akibat ketidakpastian ekonomi global.
"Perlambatan ekonomi global disertai perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok mengakibatkan melambatnya permintaan eksternal dan menurunnya harga komoditas di pasar internasional," sebutnya.
Ia menuturkan perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi sejalan dengan membaiknya pertumbuhan lapangan usaha perdagangan dan konstruksi. Sementara itu, penurunan ekspor tercermin pada melambatnya pertumbuhan lapangan usaha pertanian, pertambangan dan industri pengolahan yang merupakan komoditas ekspor unggulan Provinsi Jambi. Selain dampak pelemahan ekonomi global, kebijakan sejumlah negara tujuan ekspor dalam pembatasan kuota impor turut menekan kinerja perdagangan eksternal Provinsi Jambi tahun 2019.
Bayu memprediksi Pada triwulan I 2020, pertumbuhan ekonomi Jambi diprakirakan berada pada kisaran 4,30 – 4,70% (yoy) terutama ditopang perbaikan ekspor komoditas kelapa sawit dan batu bara. Permintaan batu bara menguat seiring berlangsungnya musim dingin. Di sisi lain, permintaan kelapa sawit didorong kebijakan India yang menerbitkan izin impor produk olahan kelapa sawit. Selain itu, implementasi biodiesel di domestik dan Malaysia akan turut meningkatkan permintaan.
Sementara, Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II 2020 diprakirakan berada pada kisaran 4,50 – 4,90% (yoy), terutama akan didorong oleh kinerja lapangan usaha perdagangan dan konstruksi. Peningkatan lapangan usaha perdagangan sejalan dengan kenaikan konsumsi pada ramadhan dan lebaran. Sementara itu, perbaikan kinerja lapangan usaha konstruksi seiring pengerjaan proyek yang diperkirakan mulai berjalan setelah proses pengadaan dilaksanakan pada triwulan sebelumnya. Selain itu, pertumbuhan lapangan usaha pertanian tetap baik bersumber dari permintaan domestik kelapa sawit untuk kebutuhan biodiesel B30.
"Prakiraan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tersebut memperhitungkan dampak outbreak Covid-19. Selain itu, risiko pemulihan ekonomi global tahun 2020 yang lebih lambat dari prakiraan dapat menekan kinerja ekonomi nasional termasuk Provinsi Jambi yang masih bertumpu pada komoditas primer,"tandasnya. (*/uya)