Dengan memilih Heather, Trump dianggap menempatkan seseorang yang sebelumnya tidak punya pengalaman soal kebijakan dan politik untuk menangani berbagai masalah paling rumit. “Keputusan itu diperkirakan diumumkan pada Sabtu (8/12),” kata pejabat Gedung Putih di Washington, Jumat (7/12).

Untuk resmi menjabat sebagai Dubes di PBB, Heather harus mendapatkan pengesahan dari Senat AS. Heather adalah mantan reporter berita Fox News Channel. Dia menjadi juru bicara Departemen Luar Negeri pada April 2017. Pada awal tahun ini, dia ditunjuk sebagai wakil menteri untuk urusan diplomasi publik.

Jika disahkan, perempian berusia 48 tahun itu akan menggantikan Nikki Haley. Diketahui, Nikki pada Oktober lalu mengatakan akan meninggalkan jabatan PBB pada akhir tahun ini. Jika ditetapkan sebagai Dubes untuk PBB, Heather akan menghadapi berbagai tantangan. Termasuk membela upaya-upaya AS dalam membendung pengaruh Iran di Timur Tengah.

Tantangan lain adalah memastikan badan dunia tersebut untuk mempertahankan penerapan sanksi-sanksi terhadap Korea Utara. Sementara Washington berupaya merundingkan agar program nuklir dan peluru kendali Pyongyang diakhiri.

Selama ini Trump kerap mengkritik PBB. Dia mengeluh soal kerugian yang ditimbulkan badan dunia itu terhadap Washington. Dia juga mengkritik PBB karena terlalu memusatkan perhatian pada birokrasi dan proses dibandingkan hasil. Namun, Trump juga telah memanfaatkan PBB untuk berupaya memajukan agenda kebijakan luar negerinya terkait Iran dan Korea Utara.(ant/fin)