Jambi - Maraknya angkutan batubara yang melintas diluar jam operasional dan juga diduga melebihi muatan (over Loading), Polda Jambi akan melakukan penertiban pada 16 November mendatang.

Hal tersebut ditegaskan Wadir Lantas Polda Jambi AKBP Mokhamad Lutfi, dirinya mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi dan membangun posko terpadu pengawasan pengangkutan mobil batubara menjelang tanggal 16 November 2021.

Posko tersebut dibangun di jalur dua Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi dan rencananya akan ditambah tiga titik lagi masing-masing di Kabupaten Sarolangun, Batanghari dan Tebo. 

"Kita juga melakukan pemasangan spanduk berbentuk baliho ditempat tempat atau kantong kantong parkir kendaraan angkutan batubara kemudian di mulut tambang sebelum keluar ke Jalan Lintas," kata Wadir, Kamis (11/11/2021).

Disamping melakukan pemasangan baliho dan spanduk dan sosialiasi, Polda Jambi juga mendatangi para pengusaha transportir dan pengusaha tambang, untuk tidak mengangkut muatan melebihi batas yang sudah ditentukan.

"Untuk muatan melebihi kapasitas akan dilakukan seluruh angkutan baik itu angkutan batu bara maupun angkutan barang. Kita akan lakukan penindakan berupa penilangan," katanya.

Wadir juga menghimbau kepada seluruh sopir angkutan batu bara, agar melengkapi surat surat kendaraan mulai dari STNK, SIM dan Buku KIR dan jangan mengangkut batubara melebihi tonase. Mulai 16 November 2021 pihak kepolisian akan memberlakukan sanksi berupa tilang bagi truk batubara yang melanggar. 

"Tentunya harus melengkapi surat-surat atau administrasi yang harus dibawa, seperti STNK, SIM, Buku KIR, dan kemudian terkait dengan muatan tidak boleh Over Loading atau kelebihan muatan, itu semuanya sudah ada di buku KIR berapa maksimal muatan kendaraannya," tegasnya.

Wadir menjelaskan, Polda Jambi selama tahun 2020 telah menindak angkutan batu bara sebanyak 2522 tilang, dimana penindakan tersebut turun di bandingkan tahun 2021 yaitu sebanuak 1052 tilang.

"Tahun 2021, memang mengalami penurunan signifikan terhadap angkutan batu bara, secara umum bukan hanya angkutan batubara saja, penindakan tilang menurun karena ada perintah dari Kapolri dimasa pandemi kita tidak boleh melakukan penilangan kecuali terhadap pelangaran yang fatal yang mengakibatkan kecelakaan," kata Wadir Lantas.

Sejauh ini, kata Wadir Lantas, kesalahan yang dilakukan oleh para Sopir angkutan Batubara yaitu beropersi diluar jam operasional yang ditentukan, dan tidak membawa surat surat kendaraannya. (uya)