" Jual Balon Demi Makan Istri, Anak Dan Cucu "
Halojambinews -. Siang itu, Jumat (02/09/2022), saya dan instri beserta anak gadis, pergi ke Lorong Kenanga III No.30 Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi, untuk membeli bahan batik untuk acara wisuda. Ya, bahan batik untuk anak gadis saya yang diwisuda November 2022 nanti.
Ketika mobil berhenti di rumah batik yang dituju, istri dan anak saya turun menuju rumah tersebut. Sementara saya tinggal sendirian. Di depan rumah batik tersebut, berdiri sebuah mesjid nan indah. Mesjid tersebut, Mesjid Mishbahul Jannah.
Ketika itu, hujan gerimis. Saya melihat seorang pria tua sedang duduk di teras mesjid tersebut. Jemarinya tampak menggapit dengan beberapa buah balon plastik berbagai bentuk dan warna. Melihat hal itu, saya langsung turun dan duduk di samping pria tua, yang kerap disapa anak-anak dengan " Datuk Balon". Akhirnya, kami terlibat percakapan yang hangat.
Datuk Balon yang bernama asli Agusnadi (70) tersebut, sempat menanyakan ke saya, siapa tadi yang turun mobil. Saya terangkan itu istri dan anak gadis saya. Dia menganggukkan kepala sambi tersenyum. Agusnadi yang berasal dari Purworejo, Jawa Tengah ini, baru berjualan balon baru setahun.
Dulunya bekerja sebagai buruh tukang bangunan. Dia bersama istrinya Siti Rodiah (63) asal Blitar beserta anak laki satu-satunya serta seorang cucu, domisili di Lorong Saudara Simpang IV Sipin. Anaknya ada empat orang. Tiga perempuan yang kesemuanya sudah menikah dan ikut suami. Satu laki-laki yang bekerja sebagai tukang ojek.
Agusnadi yang masih gagah ini, berjualan balon dari pukul 08.00 WIB pagi sampai pukul 18.00 sore. Mutar-mutar sekitar Simpang IV Sipin, menjajakan dagangannya.
" Balon ini, saya beli juga dengan orang lain. Harganya 8 ribu. Saya jual ke pembeli 12 ribu. Satu balon untung 4 ribu" kata Agusnadi, lirih.
Ketika ditanya, hari ini baru terjual berapa? Dia menjawab, baru 6 balon. " Yaaah, baru 6 balon. Padahal sudah pukul tiga sore. Apalagi hujan gerimis." ujarnya pelan.
Datuk Balon yang memakai baju batik, bertopi, dan tas punggung tersebut, menceritakan bahwa usaha jualan balon tersebut, untungnya sangatlah kecil. Namun dia dengan sabar berkeliling menjajakan balonnya. Kadangkala, ada yang beli dua balon, tetapi uangnya pecahan 50 ribu.
Kembalian uangnya diserahkan untuk Datuk Balon. " Yahh, banyak pembeli yang murah hati. Ada yang beli satu duitnya 20 ribu, uang kembaliannya dikasih ke saya. Ada yang beli dua duit 50 ribu, kembaliannya untuk Datuk saja" terang Agusnadi. Sekembalinya ke rumah, uang untung hasil penjualan serta rezeki dari pembeli, diserahkan pada istrinya. Kadang-kadang, diberikan sedikit kepada cucunya.
" Saya serahkan istri. Juga saya kasih cucung. Kalau anak lanang saya (laki-laki-red), sudah kerja cari duit sendiri ngojek" ungkap pria yang sudah puluhan tahun tinggal di Kota Jambi ini.
Datuk Balon selalu bersyukur dengan apa yang diterima dari hasil jualan kelilingnya. Kadangkala sedikit, cuma bisa beli beras, kadangkala banyak, termasuk pemberian dari pembeli yang dermawan. Saya mengatakan kepada Datuk Balon, apapun yang kita kerjakan, baik sebagai buruh, penjual balon, semuanya diridhoi Allah SWT. Rezeki baik sedikit maupun banyak, itu rezeki dari Allah. Asalkan kita selalu memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pemberi Rezeki, maka akan dilipat gandakan rezeki yang akan diterima.
" Datuk, semuanya dari Allah. Kesehatan, kebahagiaan rumah tangga dan rezeki yang diterima, semua dari Allah. Kita wajib mensyukurinya. Dan yang paling penting,....." perkataan saya berhenti. " Tunaikan Sholat 5 waktu beserta Sholat Sunnat dan sering berdo'a!" ucapnya tegas.
Akhirnya saya mewakafkan uang 50 ribu untuk Datuk Balon yang diterimanya sambil mengucapkan Alhamdulillah. " Ini wakaf saya untuk Datuk. Semoga bermanfaat. Saya bangga dan terharu. Datuk yang sudah sepuh, masih kuat berjualan sambil keliling. Dan yang utama, Datuk tak pernah meninggalkan sholat 5 waktu." jelas saya.
Akhirnya, gerimispun reda. Datuk Balon pamit untuk berkeliling lagi sambil menunggu Azan Sholat Ashar berkumandang. (Fri)