Achmad Benjamin Sang Seniman Tani Tersembunyi
Halojambinews -Ketika.melihat sosok tua ini, sedang mencangkul tanah gembur serta menanam batang Rosemary secara berjejer, di dalam kebun yang luasnya 8 hektar berpagarkan tembok sekeliling, tak pernah terpikirkan kalau pria kelahiran Sungai Penuh 70 tahun yang lalu ini adalah seoarang Sarjana Teknik Sipil.
Lho? Kog bisa? Itulah pertanyaan yang terbersih di kepala. Masa ya seorang sarjana yang ilmunya berkecimpung dalam dunia merancang, membangun, renovasi, gedung dan infratruktur, berkutat dalam peluh hanya untuk bertani? Suasana dingin berbalur kesejukan angin menerpa ketika duduk-duduk santai di Letter W Desa Telun Berasap Kecamatan Gunung Tujuh, Kerinci tersebut, ditambah rasa penasaran terhadap pria tua tersebut, akhirnya memberanikan diri mengajak sosok yang enerjik tersebut untuk duduk bareng sambil mengorek keterangan tentang raihan sarjana yang tak singkron dengan apa yang saya lihat tersebut.
Oh ya, bisikan tentang sarjana tersebut saya dapat dari sohib saya yang selalu semangat mengangkat pariwisata Kerinci, Hendi Sujatmiko. " Ya. Saya adalah seorang Sarjana Teknik Sipil. Itu saya raih setelah selesai kuliah di Universitas Atmajaya Jogjakarta pada 1977 nan silam.
Mulai menggeluti tani sejak bapak saya menyerahkan tanah ini kepada saya pada 1982 dulu. Mau tidak mau, seharusnya menghancurkan tanah, sejak saat itu menggemburkan tanah" kata Acmad Benjamin, nama yang diperkenalkan kepada saya.
Achmad Benjamin, yang kerap disapa Ko Ai atau Papi ini, adalah anak dari seoarang toke kulit manis yang punya gudang besar di Kota Padang bernama Basir alias Cek Sibu. Setalah menerima amanah dari ayahnya untuk menggarap kebun seluas 8 hektar tersebut, Achmad menanami lahan tersebut dengan jeruk diberi nama dengan panggilan ayahnya, Jeruk Cek.
Jeruk ini tidak asam fidak pula manis, Akan tetapi mempunyai kesegaran yang luar biasa. Namun sayang, sekarang jeruk tersebut tak bisa lagi ditanam karena akar pohon jeruk tersebut sudah saling bertaut, dan bisa menimbulkan penyakit yang akan menyerang tanaman lain.
Oleh karena itu, Ketua Pusat Penelitian Pertanian Pedesaan dan SDM (P4S) kabupaten Kerinci tersebut, menggantinya dengan tanaman lokal seperti Kentang, Lobak, Terung Belanda, Golden Mary (Ciplukan dari Peru.dan Rusia-red), tanaman 4 musim di Eropa dan Amerika, Rose Mary yang minyak asterinnya sangat dibutuhkan bagi pengobatan asam urat dan obat awet muda.
Akan tetapi, minyak asterin yang dihasilkan dari tumbuhan Rose Mary Achmad Benjamin ini, kadar minyaknya hanya 19 persen. Yang dibutuhkan pasar Eropa dan Amerika adalah 45 persen. " Di Alahan Panjang Sumbar yang ketinggiannya 700 mdpl,.kadar minya rose marynya bagus.
Mungkin kita ketinggian, 1500 mdpl." ungkapnya. Sosok yang pernah menggeluti dunia kuli tinta pada waktu muda dulu di Padang ini, sekarang hidup dengan istri muda yang dipersuntingnya di Kalimantan dulu, termasuk mengelola homestay miliknya, yang notabenenya adalah kamar-kamar tempat mereka bersembilan bersaudara dulu. Sekarang semua saudaranya sudah sukses dalam karir dan banyak yang tinggal di luar negeri.
" Homestay saya beserta view denan latar belakang kokohnya Gunung Kerinci serta kesejukan alam agro di sini, sekarang menjadi bagian dari Pariwisata Kerinci. Destinasi wisata di sini, dikasih nama dengan Rumah Tani, dan dikelola oleh Hendi Sujatmiko. Wisatawan yang datang kemari, akan dimanjakan dengan pesona alam wisata agro yang penuh dengan tumbuhan dan buah-buahan." ujar Achmad.
Seiring waktu, Achmad Benjamin tetap bertani mengelola tanah subur miliknya, serta memberikan keterangan tentang pertanian kepada wisatawan apabila ditanya. Sekaligus memberikan penyuluhan pertanian dalam masa Covid-19 ini melalui online.
Sumbangsih Achmad Benjamin terhadap dunia pertanian Kerinci yang dibalut dengam pesona wisata, sudah tertoreh dalam tinta emas.
Walau bagaimanpun, sosok ulet, gigih, tak kenal lelah, yang sering mengurus tanamannya ini memakai jaket dan topi ini, tetap rendah hati dan terus bertani di area tanah 8 hektar berpagar tembok sekeliling. Achmad Benjamin adalah seorang seniman tani. Lebih tepatnya Seniman Tani Yang Tersembunyi. (Fri)