KERINCI – Bunga (13), hingga saat ini masih terbaring lemas di ruang Puskesmas Rawat Inap, Tamiai, Kecamatan Batang Merangin.
Meski sempat dipasang selang infus, namun kondisi kesehatan remaja yang menjadi korban percobaan pemerkosaan, sudah berangsur membaik.
Namun di bagian muka dan bibir, masih terlihat lebam akibat terkena pukulan pelaku, yang mencoba merenggut kesuciannya.
Dalam kesehariannya, siswi kelas 1 MTs Pulau Sangkar ini, dikenal sebagai anak yang baik. Meski baru beranjak remaja, namun Bunga sudah menjadi tulang punggung keluarganya.
“Dia ke sekolah sambil berjualan gorengan. Kalau ketemu di jalan saya sering belanja dagangannya. Dia menjadi tulang punggung keluarga,” ujar warga yang mengenal Bunga.
Setiap hari, Bunga harus menempuh jarak berkilo-kilo meter, dengan menganyuh sepeda usangnya ke sekolah, sambil membawa gorengan untuk dijajakan.
“Dia memang dari keluarga kurang mampu. Anak seusianya sibuk main facebook, namun Bunga hp saja dia tidak punya,” jelas warga.
Bunga tinggal bersama Ibu dan Ayah tirinya. Namun demikian, ayahnya sudah menganggap Bunga seperti anak sendiri, karena sudah membesarkan Bunga sejak kecil.
“Keluarga ini tinggal di ladang. Karena penghasilan mereka pas-pasan, makanya Bunga ikut berjualan membantu keluarga,”bebernya.
Gratis Biaya Pengobatan
Puskesmas Perawatan Tamiai, yang saat ini sedang menangani Bunga, menggratiskan semua biaya pengobatan, selama Bunga dirawat di Puskesmas tersebut.
Kepala Puskesmas Tamiai, Mahwel, mengakui hal itu. Dia mengaku mengambil kebijakan, untuk tidak mengambil biaya pengobatan terhadap Bunga.
“Malah petugas kita, secara sukarela patungan untuk membantu keluarga Bunga. Beberapa orang caleg dan dermawan juga ada yang datang membantu,”terangnya.
Mahwel juga mengakui, jika keluara Bunga berasal dari kalangan kurang mampu. “Saya setiap hari bertemu dengan Bunga. Saya ke Puskesmas dia ke sekolah sambil jualan,”tambah Mahwel.
Menganggapi kondisi kesehatan Bunga, Mahwel menyebutkan secara fisik memang tidak perlu dirujuk ke rumah sakit.
Karena menurut dokter, Bunga hanya menderita lebam di bagian wajah. Hanya saja, secara psikologi Bunga perlu penanganan lebih lanjut.
Pelaku, belum sempat melakukan pemerkosaan. Ini diketahui setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap Bunga.
“Secara psikis dia masih terganggu. Kalau ingat wajah pelaku, dia langsung menutup mukanya. Kalau ada, kami berharap ada komisi perlindungan anak yang datang membantu,”pinta Mahwel.
Untuk diketahui, Bunga (13), siswi Madrasah Tsanawiyah Pulau Sangkar, menderita luka serius di bagian wajahnya.
Gadis yang baru saja menginjak kelas 1 ini, dianiaya seorang pemuda, dan nyaris diperkosa oleh pelaku, saat berangkat ke sekolahnya, Selasa (26/2).
Bunga yang mengendarai sepeda, tiba-tiba dicegat oleh pelaku di sekitar area perladangan di Muan, Kecamatan Batang Merangin.
Kepala MTs Pulau Sangkar, Nasmawi, saat dikonfirmasi membenarkan ada siswa nya yang menjadi korban kekerasan dan percobaan pemerkosaan.
“Benar, kejadiannya pagi tadi, saat siswa kami berangkat ke sekolah. Informasinya belum sempat diperkosa, tapi dia menderita luka akibat dihajar pelaku,”tegasnya.
Akibat peristiwa tersebut, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Tamiai. Dan saat ini korban masih menjalani perawatan. “Katanya kepala pusing, makanya dibawa ke Puskesmas,”tambah Nasmawi.
Jarak rumah dan sekolah Bunga (nama samaran.red) lanjut kepsek, memang cukup jauh. “Tadi setelah dianiaya pelaku, Bunga diantar orang tuanya ke sekolah. Kami terkejut melihat wajahnya berdarah, lantas kami bawa ke Puskesmas,” tambahnya lagi.
Selain membawa ke Puskesmas, pihak sekolah juga sudah mendampingi keluarga membuat laporan ke polisi. “Korban tahu nama pelaku nya,” pungkasnya. (edijanuar)