JAMBI - Kampung laut, kecamatan kuala jambi kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi merupakan kelurahan yang hasil lautnya sangat melimpah. Mungkin dari itulah daerah ini di juluki sebagai negeri pelaut. Yang mana para masyarakat sekitar menggantungkan hidupnya di bawah hasil laut yang telah di sediakan oleh alam.

Dari banyaknya hasil laut, kampung laut lebih di kenal sebagai daerah penghasil sumbun. Hal ini tidaklahlah mengherankan, karena di Jambi sumbun hanya terdapat di sini. Namun selain kampung laut, sumbun juga terdapat di daerah lain seperti Bengkulu, Madura serta Kalimantan Timur.

Aktivitas memancing sumbun atau menyumbun merupakan tradisi dari suku duano suku asli kampung laut, dimana tradisi ini masih di pertahankan oleh masyarakat sekitar. Namun tidaklah mudah mencari sumbun, para nelayan harus rela berpanas-panasan karena waktu yang baik untuk mencari sumbun adalah ketika matahari sedang terik-teriknya.

Belum lagi jarak yang harus di tempuh oleh para nelayan antara beting (tempat sumbun hidup) dengan kampung laut membutuhkan waktu sekitar 20 menit, maka dari itulah disarankan bagi yang ingin memancing sumbun atau menyumbun untuk menggunakan pakaian yang menutup badan secara menyeluruh dan memakai bedak dingin agar kulit tidak terbakar karna terkena paparan sinar matahari secara langsung serta pakailah topi untuk melindungi kepala.

Cara menyumbun umumnya cukup mudah untuk di lakukan, hanya dengan menggunakan bambu yang di potong lalu bambu tersebut di berikan kapur sirih kemudian bambu dimasukan ke dalam lubang sumbun. Untuk mengetahui yang mana lubang tempat persembunyian sumbun, dapat di ketahui dengan terdapat kotoran sumbun di tepi-tepi lubang. Ketika telah menemukan lubang sumbun, masukanlah bambu yang telah di beri kapur sirih ke dalam lubang, maka dengan sendirinya sumbun akan keluar dari lubang.

Sembari berjalan mencari dimana lubang tempat sumbun bersembunyi, ada cara lain untuk mendapatkan sumbun, yakni menginjak lumpur dengan menggunakan tumit kaki sambi terus melangkah layaknya orang berjalan, biasanya jika menginjak sekitar lubang sumbun, sumbun akan keluar dengan sendirinya. Jika sumbun keluar dari lubang, maka segeralah mengambil sumbun lalu pindahkan ke ember karena sumbun akan cepat masuk kembali kedalam lubang persembunyiannya.

Ada banyak orang yang bertanya, kenapa harus kapur sirih yang di berikan di ujung bambu? Apa ada bahan lain yang bisa di gunakan sebagai ganti dari kapur sirih? , disini saya akan menjawabnya

Kenapa harus menggunakan kapur sirih, karena kapur sirih disini mempunyai sifat yang panas, di mana ketika di masukan kelubang tempat sumbun bersembunyi, maka akan memberikan efek hawa yang panas membuat sumbun akan keluar dengan cepat, maka dari itulah seperti yang saya tuliskan di atas, bahwa waktu yang tepat untuk menyumbun adalah ketika matahari sedang terik-teriknya.

Jika sedang musim sumbun, maka para nelayan akan mendapatkan sumbun paling banyak 5kg per harinya itupun per individu. Musim sumbun sendiri di mulai pada bulan april hingga agustus. 

Ternyata memancing sumbun juga memiliki resiko yang besar bagi para nelayan, karena di pesisiran pantai atau beting ini terdapat ular cincin yang di mana bisa saja sewaktu-waktu menggigit kaki para nelayan yang sedang mencari sumbun. Tapi resiko ini dapat di cegah dengan memakai sepatu both.

Jika air laut telah pasang maka para nelayan akan segera kembali ke daratan lalu menjual hasil tangkapannya ke toke sumbun lalu di ekspor.

Daerah jambi sendiri masih belum terlalu di kenal maka dari itulah para toke sumbun menjual hasil tangkapan ke luar daerah bahkan luar negeri seperti Singapura contohnya.

 

Penulis : Marda Lestari