Batanghari - Kalau kita berkunjung ke Pasar Muara Tembesi, yang merupakan cagar sejarah penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia untuk Jambi, tentu kita akan melihat beberapa Pohon Tembesi tua yang besar dan sangat tinggi, yang posisinya berada di depan Kantor PU lama. Pohon tersebut merupakan peneduh bagi warga sekitar dan memberikan hawa sejuk ketika cuaca panas terik.
Tahukah kita, berapa umur dari pohon-pohon yang kayunya sangat mahal tersebut?
Ketika Halojambinews mendatangi salah seorang dan merupakan satu-satunya saksi sejarah Pasar Tembesi yang masih sehat walafiat, Bakhtiar Oedin (70), Jumat (29/03/2019), mantan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ini mengatakan bahwa pohon-pohon tersebut sudah berumur tua.
" Usia pohon-pohon tersebut sudah berumur 70 tahun. " kata Bakhtiar Oedin.
Diterangkannya, Pohon Tembesu tersebut, ditanam oleh ayahnya sendiri, Oedin, sekitar 1949. Pada waktu itu, jumlah yang ditanam banyak, berjejer di pinggir jalan.
" Banyak yang ditanam oleh ayah saya. Sampai ke simpang dekat kantor lurah. Namum sayang, banyak yang sudah ditebang oleh lurah terdahulu" ucapnya lirih.
Selaku pelaku dan saksi sejarah yang masih hidup, pohon-pohon tersebut, merupakan simbol dari berdaulatnya Indonesia dari penjajahan Belanda.
" Penanaman pohon-pohon tersebut, sebagai momentum penyerahan kedaulatan pada 1949 dulu. Jadi saya berharap, biarlah pohon tersebut hidup sebagai saksi. Apalagi fungsinya dapat meneduhkan warga dari cuaca panas " harapnya lagi.
Memang, ketika Halojambinews, berada di bawah deretan Pohon Tembesu tersebut, sangat terasa hawa sejuk yang menerpa dan mendinginkan suhu badan yang panas karena teriknya cuaca.
Semoga Pohon Tembesu tersebut yang menjadi saksi bisu sejarah Pasar Tembesi sejak 1949, banjir besar yang melanda kelurahan tertua di Provinsi Jambi, serta tidak adanya perhatian dari pemerintah sama sekali, tetap tegak kokoh, sekokoh keinginan masyarakat di sekitarnya yang sudah lama menunggu adanya penyelamatan atas cagar sejarah Provinsi Jambi tersebut. (Fri)