Jambi - Setelah bangkit dari keterpurukan hidup akibat kegagalan pernikahannya yang telah dibina bertahun-tahun dengan sang suami, berakhir dengan berpisahan dan hidup menjadi single parent, perempuan yang satu ini menemukan identitas dirinya yang baru sebagai perempuan yang kuat dan tegar dan berjiwa sosial tinggi dengan memiliki kesibukan membantu banyak orang yang hidup menderita, baik karena penyakit maupun karena penelantaran. Perempuan berhati “emas” ini banyak melakukan pendampingan sosial kepada warga yang mengalami nasib yang tak beruntung. Masyarakat umum di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi banyak mengenalnya disebabkan kibrahnya dibidang sosial tersebut tidak diragukan lagi oleh instansi terkait di lingkup pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tanjungjabung Barat dan cukup akrab dengan perempuan pemilik nama Yuliawati ini. Berikut ulasan Halo Jambi News terkait aktivitas sosial yang dilakukan Srikandi ini.

  Dalam rangka Hari Pahlawan 2019 sengaja Halo Jambi mengetengahkan sosok diri seorang perempuan yang mewarisi semangat para pahlawan.

 Tanpa pamrih, perempuan yang akrab disapa dengan sebutan Bunda Ully ini bekerja dan berkarya didalam memperjuangkan kepentingan orang lain yang ditemuinya jika mengalami kesusahan sakit atau penderitaan hidup lainnya. Dia berupaya mencarikan pertolongan medis apabila sakit bagi warga yang terpinggirkan secara sosial akibat kemiskinan atau kesulitan ekonomi tersebut. Bahkan orang terlantar ditepi jalan yang dia tidak tahu asal usulnya dia tolong bahkan ada yang sampai menginap dirumahnya. Tertarik dengan sosok pribadi bunda Ully yang dituturkan orang-orang di Kualatungkal tentang perempuan yang satu ini, lalu Halo Jambi News sengaja mendatangi alamat rumahnya, berlokasi di Jalan Bahari RT 16, Kelurahan Kampung Nelayan Kota Kualatungkal. Bunda Ully seorang perempuan yang tulus mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk berbagi pada orang lain. Sehingga siang itu 7 November 2019, Halo Jambi News berkunjung ke rumah Bunda Ully, setelah sehari sebelumnya bertemu dengannya secara tak sengaja dalam suatu kegiatan yang digelar Pemkab Tanjungjabung Barat, lalu Halo Jambi News mengutarakan niat untuk menulis profil dirinya dan dia bersedia dengan memberikan nomor kontak dan alamat tempat tinggalnya.

Tanpa banyak kesulitan Halo Jambi News tiba dialamat rumah bunda Ully, beruluk salam, pintu rumah terbuka lebar, tidak berapa lama muncul sosok seorang pria tua yang ditebak adalah ayah Bunda Ully, lelaki itu menjawab salam Halo Jambi News dan bertanya maksud kedatangan Halo Jambi News, siapa yang ingin ditemu di rumah itu. Halo Jambi News mengutarakan maksud dan tujuan bertemu Bunda Ully, Sebelum berlalu dari hadapan Halo Jambi News ayah Bunda Ully guna menyampaikan tentang kedatanganku kepada anaknya, lelaki berwajah ramah itu mempersilakan duduk di ruang tamu rumahnya. Setelah kembali dari ruang belakang ayah bunda Ully memperkenal namanya adalah Abdul Wahab. Dan ia mengatakan bahwa putrinya sedang mandi dan Halo Jambi News diminta untuk menunggu di ruang tamu. Berapa waktu berdiam diri diruang tamu di rumah yang sederhana itu, seperti kebanyakan rumah warga wilayah pesisir ( untuk diketahui Kota Kualatungkal adalah wilayah yang berada ditepi laut, pantai timur Provinsi Jambi yang berhadapan langsung dengan laut China Selatan-Selat Karimata) yang terbuat dari kayu dan papan itu, rumah bunda Ullypun sama bangunannya dengan rumah-rumah yang ada di sekitarnya, namun penataan dekorasi rumah ini rapi dan bersih.

Bunda Ully keluar dari arah dalam rumah menemui Halo Jambi News sejenak, dia ingin mengatakan bahwa dirinya membutuhkan sedikit waktu lagi untuk berdandan jika Halo Jambi News akan mengambil photo dirinya, dia ingin “tampil lebih cantik” karena akan diwawancara media. Halo Jambipun kemudian menunggu hingga Bunda Ully siap diwawancara.

Bunda Ully menemui Halo Jambi News kembali, dengan mengenakan bloes bermotif dan rok panjang warna hitam dipadu dengan jilbab warna pink, wanita kelahiran 36 tahun silam ini lalu berkisah tentang perjalanan hidupnya setelah menikah dengan seorang pria yang dicintainya awalnya Bunda Ully dan suaminya hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai tiga anak, 1 perempuan dua anak lelaki kembar ,”Saya menghadapi carut marut kehidupan rumah tangga hingga berakhir dengan perceraian dengan suami, perpisahan itu adalah keputusan yang berat namun harus berlaku dalam hidup saya dengan 3 anak yang masih kecil saat itu berada dalam tanggungjawab pengasuhan pada saya, saya sempat terpuruk apa yang harus salah lakukan untuk dapat bertahan hidup setelah menjadi single parent, “ujar Bunda Ully dengan mata berkaca-kaca, mengingat kesedihannya ke masa beberapa tahun lalu, saat dirinya mengalami kegagalan hidup berumah tangga.

Mengisahkan kilas balik kehidupannya sebelum terjun sebagai aktivis masyarakat dibidang sosial, Bunda Ully mengaku bahwa kehidupan berumah tangga yang gagal dipertahankan mengajarkan dirinya untuk tegar dan kuat dan berupaya menjadi perempuan yang mandiri.” Saya dahulunya adalah perempuan rumahan, kehidupan pernihahan yang saya lalui mengajarkan saya menjadi istri yang berada di rumah mengurus suami dan anak-anak, bahkan saya tidak pernah mengekspose potensi diri saya, bakat apa yang saya miliki itupun saya tidak tahu, namun setelah berpisah dengan suami barulah saya sadar untuk menggali potensi diri, saya harus dapat menghidupi 3 anak-anak saya, sayapun tidak bisa lagi menjadi perempuan yang hanya tinggal di rumah namun saya harus bekerja dan memiliki penghasilan, secara ekonomi saya harus memberdayakan diri sendiri sehingga tiga anak-anak saya mampu saya hidupi dengan hasil jerih payah saya sendiri,” ungkap perempuan multi talenta ini.

Tidak ingin berlarut-larut galau dalam sedihnya hidup setelah perpisahan dengan suami membuat Bunda Ully mencari pekerjaan yang jauh dari Kota Kualatungkal, dia ingin melupakan semua yang membuatnya terpasung sebagai perempuan.” Saya keluar kota, saya pergi ke Wilayah Hulu Tanjungjabung Barat di sebuah tempat, di Desa Lubuk Bernai, saya bekerja di perusahaan tambang batu bara sebagai karyawan dibidang adminstrasi, hinaan suami sebelum berpisah dengannya menjadi cambuk yang mendorong saya untuk bangkit, dia menghina saya dengan mengatakan bahwa saya seujung kuku dia, ok hati saya berkata saya akan buktikan diri saya harus lebih berharga dibanding ujung kuku dia,” kata Bunda Ully dengan nada percaya diri.

Tidak lama bekerja di Perusahaan tambang batu bara, bunda Ully lalu melangkah keativitas yang lebih mendekatkan dirinya pada masyarakat, dia mendirikan pendidian anak usia dini.” Saya tak lama bekerja diperusahaan tambang batu bara, lalu saya memilih aktivitas dibidang pendidikan, saya membangun pendidikan anak usia dini (PAUD), hingga berhasil membina empat PAUD di Kecamatan Betara, disana saya larut dengan kesibukan yang membuat saya mulai melupakan carut marut rumah tangga saya, walau apa yang saya lakukan itu tak luput dari cemohan orang karena saya adalah janda, perempuan yang hidup tanpa suami selalu dipandang negatif oleh lingkungannnya begitupun saya, namun saya tidak peduli itu, yang penting saya berada dijalan yang benar, biarkan saja apa kata orang,” sebutnya.

Mengenai aktivitas sosialnya hingga dirinya mendapat sebutan “bunda” oleh masyarakat di Kualatungkal hal itu tidak terlepas dari apa yang sudah dilakukannya sehingga banyak warga di daerah ini yang bersimpati dan merasa dekat dengannya.” Sejak tahun 2012 saya mulai lebih aktif dikegiatan sosial bahkan setelah bergabung di mensos (media sosial) saya punya group Sahabat Facebook, disana kita merangkul teman-teman yang memiliki kepedulian sosial untuk bersama-sama peduli untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan, banyak orang-orang yang terabaikan secara sosial dalam masyarakat mereka tidak mendapatkan perhatian, sehingga perlu kepedulian kita sendiri untuk membantu mereka dari sana hati saya terketuk untuk tidak lagi memikirkan persoalan rumah tangga saya yang sudah hancur, namun terobati dengan sendirinya kepiluan hati saya setelah menyadari banyak orang yang lebih menderita di luar sana dari pada saya,” tutur Bunda Ully.  

Kepedulian sosialnya yang tinggi membuat Bunda Ully pernah meninggalkan anak-anaknya sendiri selama tiga bulan pada tahun lalu disebabkan seorang anak penderita jantung bocor harus dirujuk di rumah sakit di Jakarta untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif, dia ikut mendampingi orangtua sianak tersebut dan mengurus segala keperluannya selama masa pengobatan.” Tiga bulan saya tinggalkan anak-anak saya, saya titipkan pada orangtua saya di rumah, saya membawa seorang anak yang menderita jantung bocor berobat ke RSCM di Jakarta bersama orangtuanya, saya urus segala keperluan mereka melalui Dinas Sosial Kabupaten Tanjungjabung Barat hingga mendapatkan bantuan biaya pengobatan untuk dirujuk ke Jakarta, saya mendampingi, kenapa saya lakukan ini saya tidak ingin setengah-setengah dalam membantu orang, saya ingin anak itu sembuh dan sehat kembali. Alhamdulillah, anak-anak saya di rumah sangat mandiri juga mereka tumbuh menjadi anak yang memiliki kepedulian terhadap sesama, sehingga mereka tidak pernah protes atas apa yang saya lakukan, namun bahkan mereka turut membantu merawat orang-orang yang terlantar yang pernah saya bawa pulang ke rumah, keluarga terutama ayah saya mendorong saya melakukan perbuatan mulia, yaitu membantu orang lain, ” ucap perempuan ibu dari tiga anak ini.

Perbincanganku siang itu dengan Bunda Ully membuatku menjadi mengetahui lebih banyak tentang apa yang sudah dilakukannya di tengah masyarakat di Kualatungkal, Bunda Ullypun menuturkan dirinya bahkan pernah memandikan seorang lelaki yang hidup terlantar di tengah pasar di Kualatungkal,” Saat itu saya sedang berada di pasar saya mengetahui sesorang lelaki tua sedang sakit dan orang ini hidup terlantar tanpa ada yang mengurus, saya melihatnya terbaring diemperan pasar, mau saya bawa ke rumah sakit namun badannya penuh kotoran, saya ingin membersihkan tubuhnya sebelum memanggil ambulans untuk dibawa ke rumahsakit, lalu saya mandikan di pasar itu dengan meminta tolong pada orang-orang untuk membawakan saya air dan pakaian bersih, lalu lelaki ini mendapatkan pertolongan medis, saya menghubungi keluarganya mereka tidak peduli, bapak tua yang terlantar ini akhirnya meninggal, saya mengurusnya dengan dibantu ayah saya, kami membawa jenazahnya ke masjid hingga dimakamkan sebagaimana mestinya,” ucap Bunda Ully.

Menguatkan cerita Bunda Ully tentang dirinya yang banyak membantu orang terlantar, Pak Wahab ayah Bunda Ully yang selalu berada di sisi putrinya saat wawancara ini berlangsung mengatakan Ully putrinya adalah anak yang membuatnya bangga karena memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap orang lain.” Saya bangga padanya selaku ayah, karena banyak orang dia tolong, dia membantu orang lain tanpa pamrih, karena sejak kecil saya juga mengajarkan anak-anak saya untuk peduli pada penderitaan orang lain, sehingga Ully mudah ibah kepada orang dan dia tidak ingin melihat orang susah, selalu dicarikan jalan untuk dia bantu, “ ujar Pak Wahab, tentang diri putrinya.

Menurut Pak Wahab, Bunda Ully terkadang harus pulang pukul satu malam karena mengurus orang lain.” Dia itu anak saya Ully terkadang harus pulang tengah malam, namun saya tidak meragukan dia, saya percaya apa yang dilakukannya adalah membantu orang lain, entah itu membawa orang ke rumah sakit sehingga dia harus pulang malam, bahkan saya mendorongnya untuk selalu membantu orang kapanpun diperlukan,” sebut Pak Wahab tenang.

Walau memiliki banyak aktivitas sosial namun Bunda Ully tidak melupakan kehidupan ekonomi sosial diri dan keluarganya, dia memiliki talenta yang luar biasa hingga mampu memberdayakan diri secara ekonomi sebagaimana yang dituturnya tentang dirinya memiliki bisnis yang mampu menghidupi dirinya, anak-anak dang kedua orangtuanya.” Saya bisa bekerja apa saja, bahkan dulu sebelum saya sadar betul apa bakat yang saya memiliki bisa diberdayakan secara ekonomi, saya pernah menjadi perempuan satu-satunya di Kota Kualatungkal ini yang menjadi penjual daging sapi potong dan itu saya lakoni setiap bulan Ramadan hingga menjelang lebaran, saya tidak malu mengerjakan apa saja asalkan itu adalah pekerjaan halal, Allah mengkaruniakan potensi dalam diri saya ada banyak bakat yang bisa saya kembangkan, saya bisa mendesaian dan menjahit pakaian untuk anak-anak digunakan untuk menari dan itu juga menjahit pakaian adat, saya menjahitnya sendiri hingga bisa dirental, karena setiap ada event-event disekolah banyak anak-anak membutuhkan pakaian untuk dipakai menari dan juga pakaian adat lalu saya melihat ini sebagai peluang bisnis, usaha ini terus berjalan sampai saat ini,” ungkap Bunda Ully tentang bisnis yang dijalankannya.

Bahkan Bunda Ully mengaku mampu membuat satu paket kegiatan atau semacam event organizer dimana dirinya menerima job dari pengguna jasanya mulai dari penyediaan pakaian, tata rias, kue pengantin dan MC (pembawa acara) dia yang melakukannya sendiri, “ Alhamdulillah bakat yang ada dalam diri saya karunia Allah yang luar biasa, saya berkemampuan untuk mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya dengan melayani pemesanan penyewaan pakaian pengantin, tata rias dan kue pengantin dan MC untuk acara bisa saya lakukan, semua itu menjadi ladang usaha saya, selain berkecimpung pada aktivitas sosial ,” ujar Bunda Ully yang juga memiliki kemampuan olah vokal (menyanyi)

Namun menurut Bunda Ully ada perempuan yang menjadi pahlawan dimatanya, dibalik dirinya yang sangat dia kagumi yaitu sang ibu, Laily (62).” Ibu saya yang paling dekat dihati saya, karena beliaulah yang selalu memotivasi saya untuk bangkit dari keterpurukan setelah perpisahan dengan suami, sejak saya kecil saya melihat ibu saya bekerja keras membantu ayah sehingga kami anak-anak tercukupi kebutuhan hidup kami, ibu saya menjadi penjahit pakaian, beliau perempuan tangguh, dia pahlawan saya, saya bisa tata rias dan menjahit pakaian juga adalah bakat warisan dari beliau,” kata perempuan yang bercita-cita memiliki rumah yayasan sosial yang menampung orang-orang terlantar.

Apa yang diceritakan Bunda Ully tersebut itu hanya selumit kisah dari sikap 'kepahlawanannya" terhadap orang lain, padahal telah banyak sekali aksi-aksi sosial yang dilakukan perempuan berparas ayu ini untuk mereka yang papah dan terlunta-lunta. 

Bunda Ully tetaplah jadi sahabat mereka, dirimu pahlawan kemanusiaan, tanpa lelah bekerja untuk memanusiakan mereka yang sengsara dan hidup nestapa. Mengangkat mereka dari terpuruknya kehidupan.

( Penulis : Musdalifah Rachim)