Sarolangun Halo Jambi- Menanggap berita yang telah ditulis oleh media satukomando. Yang di sampaikan wartawan Najasri, sekali Gus Dur selaku Ketua LSM JPKP Hal ini langsung di bantah Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Tameng Perjuangan Rakyat Anti Korupsi (LSM-TAMPERAK) DPD Kabupaten Sarolangun yang biasa di panggil Wo Rozi.Senin 1 Juli 2024

Wo Rozi menjelaskan "Berita tersebut berupa cerpen, karangan yang dibuat oleh saudara Razak Yang di duga ada orang ke tiga di belakangnya, Berita yang sudah di tayangkan tersebut tidak relevan dan tidak berimbang, ini hanya penyampaian dari salah seorang wali murid yang juga selaku pengurus komite Dan Juga anggota LSM kasus bidik, Kemudiangus beliau berprofesi sebagai tukang cukur rambut di pasar batang asai yang di Duga memiliki dendam pribadi terhadap kepala sekolah SMP 14..yaitu bapak. Drs. Yaminto" Jelas Wo Rozi.

Wo Rozi menambahkan"Membuat berita itu ada aturannya yang harus memenuhi unsur, Jangan seperti lelucon yang membuat orang tertawa. "Dalam menyajikan berita, Wartawan tidak cukup hanya berpijak pada satu sumber saja, Meski sumbernya di akui kredibilitas dan akuratnya Agar menarik pembaca Semua" Wajib di tanyakan kalau sudah mengarahkan ke Intansi yang di Tuju Seperti SMP 14" Terang Rozi Ada pers yang harus kita junjung berita yang di buat harus kita wawancarai, Walaupun itu pahit, kita harus profesional" Kata si Rozi.

Terkait masalah pemberitaan dana PIP SMP 14 Sarolangun,,menurut keterangan dari ketua komite Arpai ketika wartawan mengunjungi kediamannya dan didampingi oleh LSM Tamperak. Beliau berkata "bahwa pada intinya masalah ini adalah masalah dana PIP, Ini adalah masalah pribadi antara Razak sebagai wali murid kelas 9. Dengan kepala sekolah pak yaminto, Ini pun ada pengakuan saudara Razak ketika berbicara dengan ketua komite. Karena anaknya di suruh mengambil pasir atau karang "sebagai hukuman di sekolah, Karna dia sering bolos dan jarang masuk sekolah."

Ada dua orang perwakilan dari wali muridnya, Yang tidak Mau di tulis namanya Juga menjelaskan yang sama" Bahwa tidak ada yang namanya pemotongan dana PIP. Yang ada adalah kami memberi dengan ikhlas. Untuk bapak kepala sekolah, Karena dia yang mengurusnya, Jika kami yang langsung urusannya sudah jelas memakan waktu dan menelan dana yang tidak sedikit. Lebih baik kami serahkan saja pada bapak kepala sekolah."Katanya.

Dalam penjelasannya, kepala sekolah SMP 14 Sarolangun dengan nada sedih menyampaikan "Masalah ini sudah saya sampaikan kepada ketua dan pengurus komite serta wali murid dan saya kira kepada LSM Tamperak Sarolangun. Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Istri saya juga merasa tertekan dengan adanya Peristiwa yang memalukan ini. Kami hanya berdoa kepada Tuhan karena kami takut. Karma pasti ada." Jelasnya.(Red)