TANJABTIMUR - Keberadaan alat tangkap trawl di perairan Sungai Kecamatan Kampung Laut,Kabupaten Tanjabtim dikeluhkan nelayan dan menjadi ancaman bagi mereka.Kapal trawl yang beroperasi diperkirakan mencapai 20 - 30 unit dengan kapal 2 dan 3 GT bahkan ada yang pakai mesin mobil.

“Dulu tangkapan ikan kami puluhan kg ,sekarang dari dampak traiwl tersebut hanya mendapat 3 kg dan jika dinominalkan hanya berkisar 25 rb - 30 rb,”kata Ahmad perwakilan nelayan ( kecil ) yang menggunakan jaring kantong /senangin atau kerab juga disebut nelayan jaring jala, kepada sejumlah Awak Media, di ruangan Kadis Perikanan Tanjabtim,Selasa (12/03/2019).

Tiga nelayan perwakilan itu yakni Ahmad ,Ibrahim serta Bakri mereka berasal dari Desa Teluk Majelis ,Kampung Laut dan Kuala Jambi.Mereka merupakan perwakilan dari ratusan nelayan.

Kepala Dinas Perikanan Tanjabtimur Drs,Ibnu Hayat mengatakan kedatangan nelayan bertujuan mengadukan perihal nasib mereka dari dampak jaring trawl yang notabane masih merupakan warga sekitar.

“Persoalan ini tidak bisa dibiarkan,dalam waktu dekat para nelayan akan kita dudukkan bersama,bagaimana solusinya tentu dengan upaya pendekatan dan berlanjut kepada kesepakatan yang bertujuan jalan yang terbaik, tanpa tindakan melawan hukum dan aturan yang berlaku,”jelas Ibnu Hayat bernada prihatin.(kms)