Jambi - Makin tinggi suatu pohon tentu anginnya makin kencang, semakin kuat Gerindra tentu makin banyak pula upaya untuk mengembosi. Pernyataan bijak ini disampaikan oleh Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Najamuddin, SE menanggapi manuver segelintir calon legislatifnya, bahkan Ketua Fraksi Gerindra DPRD Batanghari ini melihat sekarang ada upaya sistematis untuk memecah belah kekompakan dari pada caleg-caleg kami dalam memperjuangkan visi misi Partai Gerindra.

"Saya melihat ada upaya mengembosi perjuangan Gerindra di Jambi, dengan jalan membangun opini yang kurang baik terhadap sistem yang terbangun di Gerindra, padahal ini sudah lama kita bangun, melalui perjuangan moril dan materil dari Pak Ketua DPD Sutan Adil Hendra, kini mereka masuk dan berbuat dzalim pada partai ini."

Bahkan Najamuddin dengan tegas menyesalkan pernyataan Budiyako tentang proses pencalegan Pak Muradi Darmansyah sebagai calon anggota DPR RI melalui jalur tikus dan loby Tim Mawar. 

"Perlu saya tegaskan pencalegan di Gerindra itu terbuka dan transparan, ada pendaftaran yang diumumkan, ada proses wawancara, jadi jika katakan pencalegkannya di Gerindra melalui jalur tikus, jalur yang mana, sudah jelas kok ia bisa mencaleg atas rekomendasi Ketua DPD Gerindra Jambi, bukan karena Tim Mawar, tidak ada Tim Mawar di Gerindra, yang ada tim penjaringan, jadi jangan membuat opini yang tidak sehat terhadap partai ini," ungkapnya. 

Selanjutnya Sekretaris DPD Partai Gerindra ini juga menyampaikan selama Muradi Darmansyah ditetapkan sebagai calon legislatif DPR RI tidak pernah melakukan silaturahmi kepada partai, apalagi untuk berkoordinasi pemenangan, justru ia membuka front dengan barisan caleg-caleg yang lain, sehingga terjadi perpecahan di internal partai. Padahal seharusnya ia bisa membuktikan bahwa dirinya punya suara signifikan, di luar internal Partai Gerindra. Itu yang namanya ingin membesarkan Partai Gerindra. 

Lalu terkait dengan pernyataan Budiyako Anggota DPRD Provinsi Jambi Gerindra, tentang tidak ada perintah DPP untuk memenangkan Prabowo dan Ketua DPD sebagai calon DPR RI, justru pernyataan ini memperlihatkan dirinya tidak pernah tahu Gerindra itu seperti apa, dan saya memang tahu Saudara Budiyako sudah lama tidak mengikuti kegiatan partai, merasa menjadi elit karena duduk di dewan, sehingga instruksi dari DPP Gerindra pun tidak diindahkan lagi. Padahal beberapa kali dia mengikuti rapat di DPP tentang Pemenangan Presiden Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum dan DPR-RI Sutan Adil Hendra Sebagai Ketua DPD. Pak SAH hanya menjalankan perintah partai serta penugasan dari Bapak Prabowo. 

Atas kejadian ini Najamuddin melihat ada keterkejutan budaya (culture shock) dari para kader baru yang masuk ke Gerindra, selama ini mereka hanya mengedepankan kepentingan pribadi, dan ketika masuk Gerindra mereka masih memakai pola lama, yang tidak ada di Gerindra, jadi tidak bisa menyesuaikan diri, bebernya panjang lebar.

Terakhir Najamuddin mengajak para caleg Gerindra melihat secara organisasi Gerindra ini besar karena pengorbanan jiwa raga baik materil dan non materil, jangan pengorbanan Pak SAH Ketua DPD yang besar mereka kecilkan dengan tingkah laku mereka, memang mereka sudah berbuat apa, dan DPP tahu kondisi ini, jadi mari kita besarkan Gerindra dengan kebersamaan. Kekompakan dan sistem yang terbangun di Gerindra, jangan bawa pola - pola lama di partai mereka yang lama. Ini Gerindra, pungkasnya.(red)